Sunday, October 30, 2011

Wikipedia(13), Sejarah Akuntansi: Akuntansi Islami dan Aljabar

Menurut Wikipedia (lanjutan dari:Wikipedia (12), Sejarah Akuntansi: Akuntansi di Kekaisaran Romawi (IV)):
Di dalam Al Qur'an, kata "akun" (Bahasa Arab: hesab) dipakai dalam arti umum, menghubungkan kewajiban seseorang untuk berakuntabilitas kepada Allah dalam segala hal yang berhubungan dengan perbuatan manusia. Menurut Al Qur'an, pengikut-pengikutnya diharuskan untuk menyimpan catatan hutang mereka (Surat 2, Ayat 282), dengan demikian menyediakan persetujuan yang umum dan pengarahan untuk mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi.

Hukum warisan secara Islami (Surat 4, ayat 11) mendefinisikan secara jelas bagaimana sebuah warisan harus diperhitungkan sesudah kematian seseorang. Kuasa hibah secara dasar dibatasi ke sepertiga dari warisan netto (yaitu aset yang tertinggal setelah pembayaran biaya penguburan dan hutang-hutang), menyediakan bagi setiap anggota keluarga, dengan menyisihkan bagian yang telah ditentukan bukan hanya kepada istri-istri dan anak-anak, tetapi juga para ayah dan para ibu. Komplesitas dari hukum ini mendorong pengembangan aljabar (Bahasa Arab: al-jabr) oleh matematikawan Persia Muhammad ibn Musa al-Kwarizmi dan para matematikawan Islam kuno yang lain. Buku Khwarizmi "Buku Ringkas Berhitung dengan Penyelesaian dan Saldo" (Bahasa Arab: Hisab al-jabr w'al-muqabala, Baghdad, sekitar tahun 825) menghabiskan satu bab dalam penyelesaian hukum warisan Islami dengan memakai persamaan linear. Pada abad ke 12, penterjemahan Latin dari buku al-Kwarizmi "Buku Penjumlahan dan Pengurangan menurut Perhitungan Hindu" (Bahasa Arab: Kitab al-Jam'wa-l-tafriq bi-hisab al-Hind) tentang penggunaan angka-angka India, memperkenalkan sistem posisi angka desimal ke dunia Barat. Perkembangan matematika dan akuntansi saling berhubungan pada masa Renaissance. Matematika berada pada periode perkembangan yang signifikan pada akhir abad ke 15. Angka-angka Hindu-Arab dan aljabar diperkenalkan ke Eropa dari matematika Arab pada akhir abad ke 10 oleh seorang biarawan ordo Benediktus, Gerbert dari Aurillac, tetapi hanya setelah Leonardo Pisano (juga dikenal sebagai Fibonacci) menggabungkan aritmatika komersial, angka-angka Hindu-Arab, dan hukum-hukum aljabar di dalam bukunya "Liber Abaci" pada tahun 1202 di mana angka-angka Hindu-Arab dipakai secara luas di Italia. Untuk kelanjutannya anda bisa membaca post: Wikipedia(14), Sejarah Akuntansi: Luca Pacioli dan Pembukuan Dua Lajur (I).

Kalau anda mencari programmer software akuntansi yang berpengalaman dan bertanggung jawab, anda bisa membaca blog: Software Akuntansi.

No comments:

Post a Comment